Rabu, 29 April 2009

ASPEK IBADAH, LATIHAN SPIRITUIL DAN AJARAN MORAL

Manusia dalam faham Islam, sebagai halnya dalam agama monoteisme lainnya, tersusun dari dua unsur, unsur jasmani dan unsure rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan materil, sedangkan roh manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan spirituil. Badan, karena mempunyai hawa nafsu, bisa membawa pada kejahatan, sedang roh, karena berasal dari unsur yang suci, mengajak kepada kesucian. Kalau seseorang hanya mementingkan hidup kematerian ia mudah sekali dibawa hanyut oleh kehidupan yang tidak bersih, bahkan dapat dibawa hanyut kepada kejahatan.


Oleh karena itu pendidikan jasmani manusia harus disempurnakan dengan pendidikan rohani. Pengembangan daya-daya jasmani seseorang tanpa dilengkapi dengan pengembangan daya rohani akan membuat hidupnya berat sebelah dan kehilangan keseimbangan. Orang yang demikian akan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidup duniawi, apalagi kalau hal itu membawa kepada perbuatan-perbuatan tidak baik dan kejahatan. la akan merupakan manusia yang merugikan, bahkan manusia yang membawa kerusak bagi masyarakat. Selanjutnya ia akan kehilangan hidup bahagia akhirat dan akan menghadapi hidup kesengsaraan di sana. Oleh karena itu amatlah penting supaya roh yang ada dalam diri manusia mendapat latihan, sebagaimana badan manusia juga mendapat latihan.


Dalam Islam ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia itu. Semua ibadat yang ada dalam Islam, salat, puasa, haji dan zakat, bertujuan membuat roh manusia supaya senantiasa tidak lupa pada Tuhan, bahkan senantiasa dekat pada-Nya. Keadaan senantiasa dekat pada Tuhan sebagai Zat Yang Maha Suci dapat mempertajam rasa kesucian seseorang. Rasa kesucian yang kuat akan dapat menjadi rem bagi hawa nafsu untuk melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam memenuhi keinginannya.
Di antara ibadat Islam, salah satunya shalat yaitu dengan cara mendekatkan diri dengan Tuhan. Di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan dialog tersebut berlaku antara dua fihak yang saling berhadapan. Dalam shalat seseorang melakukan hal-hal berikut: memuja ke-Maha Sucian Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, memohon supaya dilindungi dari godaan syetan, memohon diberi ampun dan dibersihkan dari dosa, memohon supaya diberi petunjuk kepada jalan yang benar dan dijauhkan dari kesesatan serta perbuatan-perbuatan tidak baik, perbuatan-perbuatan jahat dan sebagainya. Pendek kata dalam dialog dengan Tuhan itu seseorang meminta supaya rohnya disucikan. Dialog ini wajib diadakan lima kali sehari, dan jika seseorang melakukannya lima kali sehari dengan sadar memohon pensucian roh, maka rohnya akan dapat menjadi bersih dan ia akan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan tidak baik(jahat).Puasa juga merupakan pensucian roh. Di dalam berpuasa seseorangharus menahan hawa nafsu makan, minum dan seks. Di samping itu ia juga harus menahan rasa amarah, menjelek-jelekan orang, bertengkar dan perbuatan-perbuatan kurang baik lainnya. Pada bulan puasa dianjurkan supaya orang banyak-banyak shalat dan membaca Al-Qur-an, yaitu hal-hal yang membawa orang dekat kepada Tuhan. Latihan ini disempurnakan dengan pernyataan rasa kasih kepada anggota masyarakat yang lemah kedudukan ekonominya dengan mengeluarkan zakat fitrah bagi mereka.lbadat haji juga merupakan pensucian roh. Dalam mengerjakan haji di Mekkah, orang berkunjung ke Baitullah (Rumah Tuhan dalam arti rumah peribadatan yang pertama didirikan atas perintah Tuhan di dunia ini). Dalam shalat, orang dapat merasa dekat sekali dengan Tuhan. Bacaan-bacaan yang diucapkan sewaktu mengerjakan haji itu juga merupakan dialog antara manusia dengan Tuhan. Usaha pensucian roh di sini disertai oleh latihan jasmani dalam bentuk pakaian, makanan dan tempat tinggal sederhana. Selama mengerjakan haji perbuatan-perbuatan tidak baik harus di jauhi.Zakat yaitu mengeluarkan sebagian dari harta untuk menolong fakir-miskin dan sebagainya juga merupakan pensucian roh. Di sini roh dilatih menjauhi kerakusan pada harta dan memupuk rasa bersaudara, rasa kasihan dan suka menolong anggota masyarakat yang berada dalam kekurangan.Ibadat dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan disembah seperti penyembahan yang terdapat dalam agama-agma primitif. Pengertian serupa ini adalah pengertian yang tidak tepat. Betul ayat 56 dari Surat Al-Zariat mengatakan : dan inidiartikan bahwa manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepadaTuhan yaitu mengerjakan shalat, puasa, haji dan zakat. Soal ibadah memangamat penting artinya dalam sejaran Islam, tetapi mestikah kata " " disini berarti beribadat, mengabdi atau menyembah ? Sebenarnya Tuhan tidakberhajat untuk disembah atau dipuja manusia. Tuhan adalah Maha Sempurnadan tak berhajat kepada apapun. Oleh karena itu kata " ” disini lebihtepat kalau diberi arti lain daripada arti beribadat, mengabdi, memuja, apalagimenyembah. Lebih tepat kelihatannya kalau kata itu diberi arti tunduk danpatuh dan kata memang mengandung arti tunduk dan patuhsehingga arti ayat itu menjadi :'Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuhkepadaKu ".Arti ini lebih sesuai dengan arti yang terkandung dalam kata muslim danmuttaqi, yaitu menyerah, tunduk dan menjaga diri dari hukuman Tuhan di HariKiamat dengan mematuhi perintah-perintah dan larangan-larangan Tuhan.Dengan lain kata, manusia diciptakan Tuhan sebenarnya ialah untuk berbuat3baik dan tidak untuk berbuat jahat, sungguhpun di dunia ada manusia yangmemilih kejahatan.Selanjutnya arti sembah dan sembahyang yang diberikan kepada "" ” dan " " juga membawa kepada faham yang tidak tepat: Katasembahyang berasal dari suatu bahasa yang memakai falsafat lain dari falsafatIslam. Sembahyang mengandung arti menyembah kekuatan gaib dalam fahammasyarakat animisme dan politeisme. Dalam falsafat masyarakat serupa inikekuatan gaib yang demikian ditakuti dan mesti disembah dan diberi sesajenagar ia jangan murka dan jangan membawa bencana bagi alam.Kata sembahyang yang mengandung arti demikian, ketika dibawa kedalam konteks Islam, sebagai terjemahan bagi kata " " dan " ",menimbulkan perubahan dalam konsep Tuhan yang ada dalam Islam. DalamIslam Tuhan bukanlah merupakan suatu zat yang ditakuti tetapi suatu zatyang dikasihi. Ini ternyata dari ucapan : “ “, yang tiap hariberkali-kali dibaca umat Islam. Rahman dan Rahim berarti pengasih lagiPenyayang, jadi bukan Tuhan yang ditakuti, tetapi Tuhan yang dikasihi manusia.Tetapi kata sembahyang yang masuk ke dalam konteks Islam itumenghilangkan sifat Pengasih dan Penyayang itu dari kesadaran kita umatIslam. Inilah pula kelihatan salah satu sebabnya maka ““ dalam Al-Qur’an di Indonesiakan menjadi "takutilah Tuhan" sedang artisebenarnya ialah "pelihara dan jagalah dirimu dari hukum Tuhan di akhirat danpatuhlah kepada perintah dan laranganNya".Tujuan ibadat dalam Islam bukanlah menyembah, tetapi mendekatkandiri kepada Tuhan, agar dengan demikian roh mausia senantiasadiingatkan kepada hal-hal yang bersih lagi suci, sehingga akhirnya rasakesucian seseorang menjadi kuat dan tajam. Roh suci membawa kepadabudi pekerti baik dan luhur. Oleh karena itu, ibadat, di samping merupakanlatihan spirituil, juga merupakan latihan moral.Shalat memang erat hubungannya dengan latihan moral : Ayat 45 dariSurat Al-Ankabut menyatakan :Salat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak baik.Hadis Nabi lebih lanjut menjelaskan :Yang mengandung arti bahwa salat yang tidak mencegah orang dari perbuatanjahat dan tidak baik bukanlah sebena salat. Salat demikian tidak ada artinya danmembuat orang berubah jauh dari Tuhan. Dalam satu hadis qudsi disebut :yaitu Tuhan akan menerima salat orang yang merendah diri tidaksombong, tidak menentang malahan selalu ingat kepada Tuhan dan sukamenolong orang-orang yang dalam kesusahan seperti fakir miskin, orang yang4dalam perjalanan, janda dan orang yang kena bencana. Jadinya salah satutujuan shalat ialah menjauhkan manusia dari perbuatan-perbuatan jahat danmendorongnya untuk berbuat hal-hal yang baik.Demikian juga puasa dekat hubungannya dengan latihan moral. Ayat183 dari Surat Al-Baqarah mengatakan :Hai orang-orang yang percaya, berpuasa diwajibkan bagi kamu sebagaihalnya dengan umat sebelum kamu. Semoga kamu menjadi manusia bertaqwa.Bertakwa artinya menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dan melakukanperbuatan-perbuatan baik. Hadis-hadis Nabi juga mengkaitkan puasa denganperbuatan-perbuatan tidak baik. Salah satu hadis mengatakan :Jadi puasa yang tidak menjauhkan manusia dari ucapan dan. perbuatantidak baik tidak ada gunanya. Orang yang demikian tidak perlu menahan diri darimakan dan minum, karena puasanya tak berguna. Hadis lain lagi mengatakan :Dengan demikian berpuasa bukanlah menahan diri dari makan danminum, tetapi menahan diri dari ucapan-ucapan tidak lagi kotor.Mengenai haji, ayat 197 dari Surat Al-Baqarah :Menerangkan bahwa sewaktu mengerjakan haji orang tidakmengeluarkan ucapan-ucapan tidak senonoh, tidak boleh berbuat hal-hal tidakbaik dan tidak boleh bertengkar.Tentang zakat ayat 103 dari Surat Al-Taubah :Menjelaskan bahwa zakat diambil dari harta untuk membersihkan danmensucikan pemiliknya.Hadits berikut :5menerangkan bahwa arti sedekah luas sekali sehingga ia mencakupisenyuman kepada manusia, seruan pada perbuatan baik dan larangan dariberbuat jahat, memberi petunjuk kepada manusia, menjauhkan diri dari jalan,memberi air yang ada digayung kita kepada orang yang berhajat dan menuntunorang yang lemah penglihatannva.Bahwa semua ibadat itu dekat hubungannya dengan pendidikan moraldijelaskan lebih lanjut oleh hadis-hadis di bawah ini. Pernah orang bertanyakepada Nabi :Jadi sebagaimana dijelaskan hadis ini orang yang kuat sembah,berpuasa dan bersedekah, tetapi lidahnya menyakiti tetangga, masuk neraka.Dan orang yang sedikit menjalankan ibadat sembahyang, puasa dan sedekah,tetapi tidak menyakiti hati tetangga akan masuk surga. Hadis berikutmenjelaskan :Bahwa orang yang berdusta, tidak menepati janji dan berkhianat,munafik, sungguhpun ia mengaku dirinya orang Islam, berpuasa, mengerjakansalat, haji dan umrah. Menurut hadis berikut :6ada hal yang lebih tinggi derjatnya dari salat, puasa dan sedekah. Ketikapara sahabat mengatakan ingin mengetahui hal itu, Nabi menjawab :Memperbaiki tali persahabatan.Hadits di bawah ini :menerangkan bahwa sifat pemurah membuat orang dekat pada Tuhandan surga, sedang sifat bakhil membuat orang jauh dari Tuhan surga. Danbegitu terpujinya sifat pemurah sehingga orang (tidak tahu) tetapi pemurah lebihdikasihi Tuhan dari orang banyak beribadat tetapi bakhil.Demikianlah Al-Qur’an dan hadits menjelaskan bahwa ibadatsebenarnya merupakan latihan spirituil dan moral dalam Islam membinamanusia yang tidak kehilangan keseimbangan hidup, lagi berbudi pekerti luhur.Di samping latihan spirituil dan moral ini, Al-Qur’an dan juga membawaajaran-ajaran atau norma-norma moral yang dilaksanakan dan dipegang setiaporang Islam.Ayat 58 dari Surat Al-Nisa’ :mengajarkan supaya manusia mengetahui hak orang lain dan bersikapikhlas terhadap hak itu. Ayat ini memerintahkan supaya amanat (hak yangdipercayakan kepada seseorang) diteruskan kepada yang berhak. Juga ayat inimengajarkan supaya manusia berlaku adil.Ayat 90 dari Surat Al-Nahl :Disamping mengandung perintah supaya manusia bersikap adil, baikkepada orang dan menolong keluarga juga mengandung larangan berbuat tidakbaik dan jahat.7Selanjutnya ayat 188 dari Surat Al-Baqarah mengatakan :Janganlah kamu memakan harta orang lain dengan alasan palsu danjangan bawa hal itu ke depan hakim dengan maksud agar kamu dapatmemakan harta orang lain dengan jalan tidak benar.Ayat 24, 25 dan 26 dari Surat Ibrahim :selanjutnya menerangkan bahwa kata-kata baik serupa dengan pohonsubur yang akarnya teguh dan rantingnya meninggi ke langit bahwa kata-kataburuk serupa dengan pohon yang dekat mati akan tercabut dari tanah karenatak mempunyai dasar.Ayat 11 dan 12 dari Surat-Hujrat :Lebih lanjut lagi mengajarkan hal-hal berikut :Janganlah mencemoohkan orang lain, karena mungkin lebih baik darikita sendiri; jangan mencela orang lain, jangan memberi nama julukan tidakbaik; jangan berburuk sangka, karena sebahagian buruk sangka merupakandosa; jangan mencari-cari kesalahan orang dan jangan mengumpat orang.Semua ini adalah perbuatan-perbuatan tidak baik yang harus dijauhi.Selain dari ajaran-ajaran akhlak, Al-Qur’an bahkan mengandung ajaranajaranbagaimana seharusnya tingkah laku seseorang dalam hidup sehari-hari.8Ayat 27 dan 28 dari Surat Al-Nur :Umpamanya mengajarkan agar seseorang jangan memasuki rumahorang lain sebelum meminta izin serta memberikan salam dan kalau tidak diberiizin masuk supaya kembali saja, karena itu adalah lebih baik.Ayat 58 dari surat itu juga :Selanjutnya mengajarkan agar sebelum memasuki ruang tertutup orangharus meminta izin terlebih dahulu, dengan mengetok umpamanya, tiga kali,walaupun bagi anak yang belum dewasa.Demikianlah pentingnya budi-pekerti luhur dan tingkah laku sehari-haridalam Islam, sehingga hal-hal itu disebut Tuhan dalam Al-Qur-an. Dan NabiMuharnmad sendiri mengatakan bahwa beliau diutus ke dunia ini untukmenyempurnakan ajaran-ajaran tentang budi-pekerti luhur. Beliau jugamenerangkan : Tuhan telah menentukan Islam sebagai agamamu, makahiasilah agama itu dengan budi-pekerti baik dan hati pemurah.Berkata benar dan tidak berdusta adalah norma moral yang penting.Nabi mengatakan : “Kata benar menimbulkan ketenteran tetapi dustamenimbulkan kecemasan”. Menurut 'Aisyah, sifat yang paling dibenci Nabi ialahberdusta. Seorang mu'min, kata Nabi, boleh bersifat penakut dan bakhil, tetapisekali-kali tak boleh berdusta. Tiga macam orang, kata Nabi, yang tak akanmasuk surga, orang tua yang berzina, Imam yang berdusta, dan kepala yangbersifat angkuh. Mengenai kejujuran Nabi mengatakan : "Tidak terdapat imandalam diri orang yang tidak jujur dan tidaklah beragama orang yang tak dapatdipegang janjinya". Dan seorang pernah bertanya kepada Nabi : "Kapan harikiamat ?" jawab beliau :“Kalau kejujuran telah hilang". Janji harus ditepati walaupun kepada musuh.Nabi pernah mengucapkan kata-kata berikut: "jika seseorang berjanji tidak akanmembunuh seseorang lain, tetapi orang itu kemudian ia bunuh, maka aku sucidari perbuatannya, sungguhnya yang ia bunuh itu adalah orang kafir". Orangpernah bertanya kepada Nabi tentang semulia-mulia manusia. Nabimenerangkan : “Orang yang hatinya bersih lagi suci dan lidahnya benar". JugaNabi mengatakan bahwa orang yang suka mencaci dan hatinya berisi rasadengki akan masuk neraka. Selanjutnya orang yang kuat kata Nabi, bukanlahorang yang tak dapat dikalahkan kekuatan fisiknya, tetapi yang kuat ialah orangyang dapat menahan amarahrya. Hadis lain lagi menerangkan bahwa orang9yang dapat menahan marahnya di hari kiamat akan dapat memilih bidadari yangdisukainya. Lebih lanjut lagi Nabi mengatakan bahwa derjat yang tinggidiberikan Tuhan kepada orang yang bersikap lemah lembut terhadap orangyang tak menghargainya, memaafkan orang yang tak mau memberi apa-apakepadanya dan tetap bersahabat dengan orang yang memutuskan talipersaudaraan dengan dia. Hadis juga mengatakan bahwa orang yang paling takdisenangi Tuhan ialah orang yang berdendam khusumat.Demikianlah hadis-hadis Nabi banyak menyebut norma-norma akhlakmulia dan Nabi sendiri dikenal sebagai orang yang budi pekertinya luhur.Al-Qur’an mengatakan : “ “ Tegasnya, Islam sebagaihalnya dengan agama-agama lain, amat mementingkan pendidikan spirituil danmoral. Di sinilah sebenarnya terletak inti-sari sesuatu agama. Inti-sari ajaranajaranIslam,memang berkisar sekitar soal baik dan buruk, yaitu perbuatanmana yang bersifat baik dan membawa kepada kebahagiaan, dan perbuatanlana yang bersifat buruk atau jahat dan membawa kepada kemudaratan dankesengsaraan. Untuk kebahagiaan manusia, perbuatan aik dikerjakan danperbuatan jahat dijauhi.Dalam Islam masalah baik dan buruk ini mengambil tempat yang pentingsekali. Bagi para teolog Islam soal itu memang merupakan salah satu masalahyang banyak dan hangat mereka perbincangkan. Pokok masalah bagi aliranaliranteologi yang terdapat dalam Islam ialah : Dapatkah manusia melaluiakalnya mengetahui perbuatan mana yang buruk ? Ataukah untuk mengetahuiitu, maka perlu pada wahyu ?Golongan Asy'ariah mengatakan bahwa soal baik dan tidak tak dapatdiketahui oleh akal. Sekiranya wahyu tidak diturunkan Tuhan, manusia tidakakan dapat memperbedakan perbuatan buruk dari perbuatan baik. Wahyulahyang menentukan buruk-baik sesuatu perbuatan.Kaum Mu'tazilah berpendapat bahwa akal manusia cukup kuat untukmengetahui buruk-baiknya sesuatu perbuatan. Tanpa wahyu manusia dapatmengetahui bahwa mencuri adalah perbuatan buruk dan menolong sesamamanusia adalah perbuatan baik. Hal itu tak diperlukan wahyu. Wahyu datanghanya untuk memperkuat pendapat akal manusia dan untuk membuat nilai-nilaiyang dihasilkan fikiran manusia itu bersifat absolut dan universil, agar dengandemikian mempunyai kekuatan mengikat bagi seluruh umat.Selanjutnya, kata Mu'tazilah, setelah akal mengetahui yang baik dan apayang buruk, akal memerintahkan supaya peerbuatan baik itu dikerjakan danperbuatan buruk atau jahat itu dijauhi. Jadi sebelum wahyu diturunkan Tuhan,manusia dalam faham Mu'tazilah, telah berkewajiban berbuat baik danberkewjiban menjauhi perbuatan jahat. Wahyu datang untuk memperkuatperintah akal itu dan untuk membuat kewajiban-kewajiban akli tersebut menjadikewajiban syar'i yang bersifat absolut.Bagi golongan Asy'ariah, karena akal tidak mampu mengetahui soal baikdan soal buruk, manusia tidak mempunyai kewajiban apa-apa sebelum turunnyawahyu.Sekianlah sekedar masalah baik dan buruk dalam teologi Islam. Disamping teologi, fikih atau hukum Islam sebenarnya juga memusatkanpembahasan pada soal baik dan buruk itu. Pengertian wajib, haram, sunat danmakruh hubungannya erat sekali dengan perbuatan baik dan perbuatan burukatau jahat. Perbuatan ada di antaranya yang wajib dikerjakan dan ada pula dianta yang sunnah dikerjakan. Perbuatan buruk atau jahat ada yang haramdikerjakan dan ada yang makruh dikerjakan. Perbuatan-perbuatan tidak baik10yang haram atau makruh kalau dikerjakan, membawa kepada kemudhratan dankesengsaraan, sedang perbuatan-perbuatan baik yang wajib atau yang sunnah,kalau dikerjakan, membawa kepada kebaikan dan kebahagiaan.Ancaman yang berupa neraka dan janji yang berupa surga di akhirat,juga erat hubungannya dengan soal baik dan buruk ini. Orang yang berbuat baikdi dunia ini akan masuk surga di akhirat, dan orang yang berbuat jahat akanmasuk neraka. Yang dimaksud di sini dengan perbuatan baik bukan hanya yangmerupakan ibadat, tetapi juga perbuataan baik duniawi yang setiap haridilakukan manusia dalam hubungannya dengan manusia, bahkan juga denganmakhluk lain, terutama binatang-binatang. Demikian pula yang dimaksuddengan perbuatan buruk dan jahat adalah perbuatan buruk, dan jahat yangdilakukan manusia, terhailap sesama manusia dan juga terhadap makhluk laindi dunia.Jelas bahwa dalam Islam, soal baik dan buruk, di samping soalketuhanan menjadi dasar agama yang penting. Ini demikian, karena yang ingindibina Islam ialah manusia baik yang menjauhi perbuatan-perbuatan buruk ataujahat di dunia ini. Manusia serupa inilah sebenarnya yang dimaksud denganmu'min, muslim dan muttaqin (orang yang bertakwa). Mu'min ialah orang yangpercaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai sumber nilai-nilai yang bersifatabsolut, muslim orang yang menyerahkan diri dan tunduk kepada Tuhan danmuttaqi atau orang bertaqwa adalah orang yang memelihara diri dari hukumanTuhan di akhirat, yaitu orang yang patuh pada Tuhan, dalam arti patuhmenjalankan perintah-perintahNya dan patuh menjauhi larangan-laranganNya.Perintah Tuhan hubungannya ialah dengan perbuatan-perbuatan baik sedanglarangan Tuhan hubungannya ialah dengan perbuatan-perbuatan buruk danjahat. Dengan tegasnya yang dimaksud dengan orang yang bertakwa ialahorang baik yang mengerjakan kebaikan-kebaikan dan menjauhi kejahatankejahatan.Kata muttaqin dalam Al-Qur’an memang dihubungkan dengan nilat-nilaiseperti suka menolong, sungguhpun si penolong sendiri berada dalamkekurangan, dapat menahan amarah, suka membei maaf kepada orang lain,menepati janji, sabar, tidak tinggi hati, suka kepada kebaikan dan benci padakejahatan, berbuat baik kepada orang lain, jujur, suka pada kebenaran dansebagainya. Kata muttaqin dalam A1-Qur’an selanjutnya dikontraskan denganorang yang berbuat onar dan kacau dalam masyarakat, orang yan berbuatburuk, orang yang berdusta, orang yang bersikap zalim, penjahat, amoral dansebagainya.Dengan demikian, yang dimaksud dengan mu'min, muslim dan muttaqinsebenarnya adalah orang yang bermoral tinggi dan berbudi pekerti luhur. Tidakmengherankan kalau soal akhlak dan budi pekerti luhur memang merupakanajaran yang penting sekali dalal Islam. Dan soal itu demikian pentingnyasehingga, bukan hanya ibadat shalat, puasa, zakat serta haji saja, tetapi jugahukum fikih dan konsep-konsep iman, Islam, surga, serta neraka, kesemuanyasebagai dilihat di atas, erat hubungannya dengan perbuatan baik dan perbuatanburuk manusia. Tujuan dasar dari semua ajaran-ajaran Islam memanglah untukmencegah manusia dari perbuatan buruk atau jahat dan selanjutnya untukmendorong manusia kepada perbuatan perbuatan baik. Dari manusia-manusiabaik dan berbudi pekerti luhurlah masyarakat baik dapat diwujudkan.

Tidak ada komentar: